Kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Mu’jizat terbesar yang pernah dimili Makna Al-Qur’an bagi kaoum muslimin adalah percakapan Allah yang diwahyukan beliau adalah Al-Qur’an, oleh sebab itu abagi orang muslim adalah wajib hukumnya untuk senantiasa membaca, menghayati serta mengamalkan kandungan yang ada didalamnya.Selain itu fungsi Al-Quran adalah sebagai pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Petunjuk-petunjuknya adalah sebagai jalan hidup menuju kesejahteraan baik didunia maupun di akhirat baik secara pribadi maupun kelompok.Bahkan Al-Qur’an memberikan pemikiran yang baru terhadap ilmu pengetahuan dan fenomena kehidupan sebelum manusia menemukan teori-teori mengenai cara kehidupan dan pengetahuan, dan Al-Qur’an memberikan gambaran secara gamblang tentang sebelum kehidupan dan sesudah kehidupan. Al-Qur’an juga membahas dengan sangat luar biasa betapa agung dan mulianya Al-Qur’an ia merupakan sumber dari segala sumber hukum yang ada di dunia dan pengetahuan. Sesunggunya ilmu manusia hanya sebatasnya saja dan tidak ada apa-apanya dibanding dengan kehebatan dan kandungan ilmu Allah tersebut. Ilmu manusia sebatas jarum yang dimasukkan kedalam lautan begitu luas dan tiada habisnya ilmu Allah yang tertuang didalam Al-Qur’an. Dalam hal ini Rasulullah bertindak sebagai penerima Al-Qur’an dan bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut dan mengajarkan kepada umat manusia di alam semesta. Tujuan yang ingin dicapai tidak lain adalah untuk pengabdian kepada Allah SWT sejalan dengan penciptaan manusia yang ditegaskan oleh Al-Qur’an dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56:
“ Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku” (Q.S. Adz-Dzariyat ayat : 56).
Kandungsn dari ayat tersebut adalah bahwa segala perbuatan dan aktivitas manusia tujuan akhirnya hanyalah mengabdi kepada Allah SWT. Berdasarkan ayat tersebut pula dengan mudah manusia mendapat pencerahan bahwa tidk lain manusia hidup di dunia ini adalah hanya untuk beribadah atau menyembah kepada Allah SWT dan tentu saja apa yang sudah diberikan oleh Allah di dunia ini tidak ada artinya, sekecil apapun perbuatan itu. Kehadiran manusia ke bumu adalah dengan proses kelahiran, sedangkan proses keatian sebagai tanda habisnya kesempatan hidup di dunia dan selanjutnya akan kembali menghadap sang pencipta yaitu Allah SWT guna mempertanggung jawabkan segala perbuatan yang dilakukan selama masa hidup di dunia.
Suatu tujuan ibadah memiliki unsur yang sangat penting dalam mewujudkannya adalah sebagaimana yang telah diperintahkan oleh Allah SWT yaitu dengan adanya dasar unsur cinta. Tanpa adanya unsur tersebut tidak mungkin diciptakan manusia, para rasul diutus dan diturunkanya semua kitab-kitab itu tidak lain hanya untuk selalu beribadah kepada Alla SWT
Ayat diatas pula menjelaskan dengan sangat jelas mengabarkan kepada umat manusia bahwa tujuan menciptakan jin dan mausia tidak lain adalah hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Dalam setiap langkah hidup manusia haruslah senantiasa meniatkan segala aktivitasnya hanya untu semata-mata karena Allah SWT. Dengan demikian daopat kita tarik kesimpulan yaitu bentuk ibadah manusai kepada Allah adalah dengan menuntut ilmu melalui lembaga pendidikan yang memiliki nilai positiv baik itu untuk diri kita pribadi maupun untuk orang banyak. Dengan tujuan pendidikan yang mendasar dalam Al-Qur’an adalah supaya manusia terbentuk insan yang sadar akan tugas utama di dunia ini sesuai asal mula penciptaanya yaitu sebagai kholifah. Selain itu manusia dituntut harus mampu untuk menunjukkan jati dirinya hanya mengabdi kepada Allah SWT. Dalam pandangan islam mengabdi adalah sebuah makna beribadah. Dengan kata lain ibadah bukan suatu bentuk ketaatan dan ketundukan akan tetapi disini ibadah adalah satu bentuk ketundukan dan ketaatan yang mencapai puncaknya akibat adanya rasa keagungan dalam jiwa seseorang terhadap siapa kepadanya yang ia mengabdi. Ibadah juga merupakan dampak keyakinan bahwa pengabdian itu tertuju kepada yang memiliki kekuasaan yang tidak terjangkau dan tidak terbatas.Dengan demikian manusia di perintahkan untuk mampu membaca dan memahami Al-Qur’an sehingga ia mampu melaksanakan ketaatan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan As Sunnah
Al- Qur’an memiliki karakteristik yaitu sebagai kitab yang memberikan penjelesan yan mudah untuk dipahami. Al- Qur’an juga sebagai sumber utama ajaran islam. Al-Qur’an juga memiliki keunikan dalam hal membicarakan sesuatu, tidak tersusun secara sistematis sebagaimana buku-buku ilmiah yang dikarang oleh manusia. Al- Qur’an jarang sekali membahas hal secara rinci, kecuali menyangkut masalah aqidah, pidana, dan beberapa masalah tentang hukum keluarga.
Umumnya Al- Qur’an lebih banyak mengungkapkan suatu persoalan secara menyeluruh, dan seringkali menampilkan suatu masalah dalam perinsip-perinsip dasar dan garis besar. Meskipun demikan sama sekali tidak mengurangi keistimewaan Al-Qur’an sebagai firman Allah. Bahkan sebaliknya, disitulah letak keunikan Al- Qur’an yang membedakan dengan kitab-kitab atau buku-buku yang lain yang ada di dunia. Oleh sebab itu Al- Qur’an menjadi objek kajian yang selalu digemari dan tidak pernah kehabisa ide dasar dalam kajian, baik muslim maupun non muslim sehingga tetap aktual dan kebenaranya terjaga sejak diturunkan 14 abad silam.
Salah satu bentuk ibadah yang harus ditunjukkan adalah membaca dan mengajarkan Al-Qur‟an. Membaca dan mengajarkan Al-Qur‟an merupakan ibadah yang secara khusus mendapat legitimasi dari Rasulullah SAW karena sebaik-baik umat adalah orang yang mempelajari Al-Qu’an dan mengajarakannya, dalam hal ini tidak terbatas pada membaca dalam arti membaca tulisannya, tetapi juga memahami maknanya, hanya saja pemahaman harus diawali dengan membaca tulisannya dengan benar karena membaca dengan benar dan fasih adalah ibadah.
Seorang muslim hal ini dituntut mampu membaca Al-Qur’an dengan baik sebab kemampuan membaca tidak baik akan berpengaruh terhadap ibadah yang lain. Jadi mempelajari Al-Qur’an merupakan prantara untuk sampai pada sesuatu yang penting serta secara normative tuntutan Al-Qur’an mendapat dukungan yang kuat.
Belajar Al-Qur’an itu tidak sebatas membaca dan tidak ada batas usia, yang sudah fasih membaca sepatitnya meningkatkan pengetahuanya tentang Al-Qur’an. Keterampilan membaca Al-Qur’an merupakan hal yang penting guna memahami isi kandungan Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an juga memiliki keterkaitan erat dengan ibadah-ibadah yang di lakukan umat islam, seperti pelaksanaan sholat, haji, dan kegiatan-kegiatan berdo‟a lainnya. Misalnya dalam pelaksanaan sholat, tidak sah hukumnya bila menggunakan bahasa selain bahasa Al-Qur‟an (bahasa Arab). Pentingnya kemampuan dasar ini akan lebih mudah, bila di terapkan kepada manusia sejak usia dini.Karena Jika mengacu pada teori Golden Age (masa keemasan), usia Sekolah Dasar masih termasuk kategori Golden Age. Masa ini merupakan periode yang sangat penting bagi seorang anak karena pada saat itu terjadi fase pembentukan sikap, perilaku, dan penanaman nilai yang paling penting. Bila seorang pada saat itu mendapat pendidikan yang tepat maka ia memperoleh kesiapan belajar yang baik yang merupakan salah satu kunci utama bagi keberhasilan belajarnya pada jenjang berikutnya. Dengan memberikan stimulan yang tepat sejak dini, otak akan mampu menyimpan memori yang luar biasa. Hal ini akan sangat berguna di masa dewasa kelak, ketika simpul memorinya di sentuh kembali.
Pentingnya mempelajari Al-Qur‟an sehingga Rasulullah SAW sudah menjelaskan dalam sebuah Hadits :
“sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari Al-Qur‟an dan mengajarkannya” (H.R Bukhori dan Muslim)
Sedangkan ayat yang memerintahkan untuk membaca Al-Qur‟an di antaranya adalah Q.S Al-„Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat tersebut merupakan wahyu pertama kali di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana tersurat perintah untuk membaca. Untuk bisa membaca maka harus di lakukan dengan proses belajar terlebih dahulu. Dalam hal ini, bacaan yang di maksud adalah Al-Qur‟an, dialah yang pertama-tama harus di baca, maka harus ada upaya untuk bisa membacanya. Sebagaimana dalam lanjutan ayat pertama, yaitu “(membaca) dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan “.Berdasarkan pada ayat dan hadits tersebut maka sudah jelas bahwa kita di anjurkan untuk belajar membaca.
Dalam dunia proses belajar mengajar (PBM), metode jauh lebih penting dari materi. Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan pengajaran. Sebuah proses belajar mengajar bisa di katakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederetan komponen-komponen pembelajaran : tujuan, metode, materi, media, dan evaluasi.
Keluarga juga menjadi sekolah bagi putra putri bangsa untuk belajar. Dari keluarga, anak-anak mempelajari sifat-sifat mulia, kkesetian, rahmah, kasih sayang, ghirah,dan sebagainya, dan demikian juga sifat-sifat sebaliknya, dalam kehidupan keluarga pula diperlukan sifat keberanian dan keuletan dalam menjaga ketabahan hidup. Keluarga juga merupakan unit terkecil yang menjadi pendukung dan pembangkit lahirnya generasi bangsa dan masyarakat.
Hal itu disadri oleh Ustadz Mustofa AY hinga mampu mendekatkan nilai-nilai religuisitas kepada putra dan putrinya, hingga mampu menampilkan tilawat al-qur’an dengan baik dan benar.
Suatu metode dikatakan baik dan cocok apabila bisa mengantar pada tujuan yang di maksud. Berbagai macam metode membaca Al-Qur‟an yang berkembang sejak beberapa abad yang lalu sampai sekarang ini, tetapi masih banyak keluhan masyarakat tentang sulitnya belajar membaca Al-Qur’an. Maka sebagai seorang pendidik tidak hanya memperhatikan materi saja tetapi juga harus memperhatikan metode yang digunakannya. Para ahli menganggap metodologi pengajaran sebagai ilmu bantu yang tidak dapat berdiri sendiri, tetapi berfungsi membantu bidang-bidang lain dalam proses pengajaran. Oleh karena itu metode mengajar turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar-mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system pengajaran. Pemakaian metode harus sesuai dan selaras dengan karakteristik siswa, materi, kondisi lingkungan dimana pengajaran itu berlangsung.
Ada dua faktor yang menyebabkan mengapa masyarakat mengeluh sulitnya membaca Al-Qur‟an, faktor pertama, metode yang dipakai selama ini ternyata tidak efektif, kedua masyarakat agaknya fanatik dengan metode yang tidak efektif sehingga sulit menerima metode itu. Supaya dalam kegiatan belajar Al-Qur‟an dapat berjalan dengan lancar, banyak sekali solusi yang bisa di gunakan yaitu dengan metode-metode cepat baca Al-Qur‟an di antaranya: Metode Tajdied, Yanbu‟a, Iqro, Tilawati, Qiro‟ati, Jibril, Nahdliyah, Al Barqi, dan lain-lain.
Di Lembaga SD Muhammadiyah 10 Surabaya menggunakan Metode Tajdied, Metode Tajdied merupakan metode baru dalam pembelajaran Baca Al-Qur‟an yang lebih menekankan pada pendekatan keterampilan proses membaca secara cepat dan tepat, baik pada pengenalan terhadap muroatul hurufnya maupun pengenalan terhadap muroatul harokatya, sehingga akan di peroleh hasil pengajaran yang efektif dan sesuai dengan kondisi kemampuan para siswa.tidak hanya itu metode tajdied ini memberikan pelajaran bagaimana cara menyeimbnagkan antara otak kanan an otak kiri.
Mengingat metode dalam menggunakan metode ang praktis, efektif, dan efisien serta cepat memahami Al-Qur’an dimana metode ini mampu mengantarkan anak didik untuk membaca Al-Qur’an ini yaitu dengan metode tajdied yang berisi tuntunan membaca Al-Qur’an dengan cara-cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama. Pengajaran dalam Metode Tajdied di lembaga SD Muhammadiyah 10 Surabaya ini di ikuti oleh para siswa dan siswi mulai dari kelas satu sampai dengan kelas enam. Para siswa dan siswi ini dalam mempelajari Al-Qur’an dengan metode Tajdied dalam waktu yang relative singkat yakni satu tahun yang kurang lebih dalam seminggu 5 kali pertemuan dengan cara membagi waktu antara jam belar Al-Qur’an dengan pelajaran umum, yaitu dipagi hari sebelum kegiatan belajr mengajar dimulai.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman potensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an di SD Muhammadiyah 10 Surabaya ?
2. Bagaimana kemampuan baca Al-Qur’an di SD Muhammadiyah 10 dengan menggunakan metode tajdied ?
3. Bagaimana pengembangan potensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an dengan metode tajdied di SD Muhammadiyah 10 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peotensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an di SD Muhammadiyah 10
2. Untuk mengetahui kemampuan baca Al-Quran dengan menggunakan metode tajdied di SD Muhammadiyah 10
3. Untuk mengetahui perkembangan potensi anak didik dibidang baca Al- Qur’an dengan metode tajdied di SD Muhammadiyah 10
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan yang diinginkan penulis, dengan diadakannya penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Sekaligus memberikan sumbangsih pemikiran kepada SD Muhammadiyah 10 Surabaya khususnya dan bagi lembaga sekolah lainnya pada umumnya.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini, oleh penulis di harapkan dapat menjadi acuan dan pedoman dalam meningkatkan prestasi lebih lanjut. Selain itu, juga menambah wawasan khasanah keilmuan dalam pendidikan di Indonesia.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan mampu memberikan manfaat dan kontribusi bagi semua pihak, antara lain :
Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi dan meningkatkan prestasi siswa di SD Muhammadiyah 10 Surabaya dengan metode tajdied dalam mengembangan potensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam mengembangakan potensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an dengan metode tajdied..
a. Bagi sekolah, hasil penelitain ini menjadi referensi dalam mengembangakan potensi anak didik dibidang baca Al-Qur’an dengan metode tajdied sesuai dengan bakat siswa. Serta menjadi referensi sekolah lainnya dalam meningkatkan prestasi di bidang bakat.
b. Bagi Peneliti, peneliti mampu menerapkan hasil penelitiannya demi meningkatkan dan mempertahankan prestasi siswa di bidang bakat.
E. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang sejenis yang pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, sesuai dengan kapasitas dan spesifikasi masing-masing peneliti. Penelitian yang pertama dilakukan oleh M. Ardiansyah I. Sulaiman dalam hal membaca Al-Qur’an Pada penelitian ini, dihasilkan metode tajdid dalam mengembangkan potensi anak didik dibidang baca alqur’an di SD Muhammadiyah 6 Gadung. Implementasi Pengalaman Konsep dalam metode baca Al-Qur’an dengan menggunakan metode-metode lain. Studi Implementasi dalam baca Al- Qur’an dngan menggunakan metode tajdied yang dilakukan dilembaga lembaga pendidikan yang lain.
Penelitian diatas, dilakukan oleh M. Ardiansyah I. Sulaiman sebgai objeknya adalah siswa kelas IB SD Muhammadiyah 6 gadung. Hasil yang di peroleh dalam penelitian ini antara lain :
a) Analisis nilai Pre test siswa kelas IB SD Muhammadiyah 6 Gadung.
Dari hasil pengamatan data siswa pada tabel nilai siswa tersebut, menunjukkan kemampuan siswa kelas IB dalam memahami Fashohah (muroatul huruf) dan Kelancaran (muroatul harokat), adapun nilai yang telah dianalisis oleh guru BTQ tajdied menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa dalam hal Fashohah (muroatul huruf) dan Kelancaran ( muroatul harokat) memiliki nilai yang relatif kurang lancar sebelum mereka menggunakan metode tajdied.
b). Kriteria nilai siswa dalam hal fashohah dan kelancaran
Dari kriteria nilai-nilai tersebut menunjukkan tentang kurangnya kemampuan siswa dalam hal Fashohah dan kelancaran.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Penelitian oleh Ari Winarto, yang berjudul Pembelajaran Al-Qur’an di SD Muhammadiyah Sukonandi Kodya Yogyakarta, tahun 2006. Tesis tersebut membahas pelaksanaan pembelajaran Al-Qur’an di SD Muhammadiyah Sukonandi I dengan hasil pembelajarannya serta faktor pendukung dalam pembelajaran dalam sekolah tersebut.
Penelitian yang ketiga Lilik Muhibah dalam tesis yang berjudul implementasi metode tajdied dalam baca Al Qur’an di lembaga pembinaan muaalaf muhtadin Al-Falah Surabaya.
Berdasarkan penelusuran peneliti terhadap penelitian terdahulu, belum ada yang meneliti tentang “Metode Tajdied dalam Mengembangkan Potensi Anak Didik dibidng Baca Al- Qur’an di SD Muhammadiyah 10 Surabaya” Terdapat beberapa hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya, Kalau penelitian sebelumnya misalnya yang dilakuakn oleh Ardiansyah I. Sulaiman dalam hal membaca Al-Qur’an Pada penelitian ini, dihasilkan metode tajdid dalam mengembangkan potensi anak didik dibidang baca alqur’an di SD Muhammadiyah 6 Gadung, dalam peneletian sebelumnya terdapat kesamaan dengan penelitian saya ini, tetapi dalam perbedaannya adalah tempat yang tidak sama, peneliti terdahulu bertempat di SD Muhammadiyah 6 Gadung, dan peneliti kali ini bertempat di SD Muhammadiyah 10 Surabaya.
F. Definisi Operasional
Agar semua pihak mudah dalam memahami persoalan yang sedang penulis rumuskan serta apa tertera dalam judul penelitian ini, maka penulis merasa perlu memberikan difinisi operasional sebagai berikut:
1. Mengembangkan Potensi Anak Didik
Sebelum berbica mengenia potensi maka terleh dahuluu kita harus paham apa itu bakat anak, berbicara mengenai poteensi anak Howard Gardner yang menyatakan bahwa aktivitas seseorang yang dilakukan secara teratur dan dihargai oleh masyarakat sesuai dengan tingkat keahlianya.
2. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kalamullah, risalah terakhir untuk umat mausia, diwahyukan pada Rosul terakhir, Muhammad, yang meruang dan mewaktu. Ia terpelihara di segi keaslihan bahasa tanpa perubahan, tambahan, maupun pengurangan.
3. Metode Tajdied
satu metode pendidikan baca Al-Qur‟an yang menggunakan metode yang praktis, efektif, dan efisien serta cepat memahami pembelajaran Al-Qur‟an di mana dapat menghantarkan anak didik mampu membaca Al-Qur‟an ini yaitu dengan Metode Tajdied yang berisi tuntunan belajar membaca Al-Qur‟an dengan cara-cara baru yang berbeda dengan cara-cara lama.
4. SD Muhammadiyah 10: Salah satu satuan lembaga Pendidikan Dasar di bawah naungan majlis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) kota Surabaya. Menurut catatan di majelis Dikdasmen PDM Kota Surabaya, jumlah SD Muhammadiyah (sampai data ini ditulis) ada 6 lembaga pendidikan tingkat SD, salah satunya SD Muhammadiyah 10 yang berlokasi di Jl. Sidoyoso 14, 16, dan 30 Kecamatan Simmokerto Surabaya.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Dalam metode kualitatif terdapat tiga model yaitu format deskriptif, format verifikasi, dan format grounded research. Dari tiga model tersebut, penulis memilih metode kualitatif dengan desain deskriftif, yaitu penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi.
Meskipun demikian penulis juga melengkapi data-datanya secara kuantitatif. Hal ini penulis lakukan dengan pertimbangan bahwa kedua jenis data (data kualitatif dan data kuantitatif) ini sangat dibutuhkan untuk memperoleh bahan kajian yang lebih lengkap di lapangan. Dalam mengadakan penelitian, tidak bisa lepas dengan adanya unsur jenis data yang dikumpulkan sebagai bahan kajian.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas 1-6 SD Muhammadiyah 10 Surabaya yang berjumlah 327 siswa.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karaktersitik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian terkecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Dalam menunjang penelitian ini, penulis mengambil sample dari siswa yang mampu membaca Al-Qur’an dengan metode tajdied dengan baik dan benar. Dari jumlah siswa yang ada di SD Muhammadiyah 10 Surabaya sejumlah 327 siswa, maka diperoleh data populasi sebesar 10% dari jumlah siswa yakni 55 siswa.
3. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti bagi penerimanya dan masih memerlukan pengolahan. Adapun pengolahan yang dimaksud penulis sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara partisipan dan non partisipan. Metode partisipan mengharuskan peneliti terlibat langsung dengan kegiatan anak-anak. Sedangkan metode non partisipan, peneliti hanya mengamati dari luar tidak perlu terlibat.
Adapun penulis disini menggunakan observasi partisipan karena peneliti adalah bagian dari pendidik di SD Muhammadiyah 10 Surabaya.
b. Angket
Angket bisa di sebut juga kuisioner, yakni teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan langsung sumber data. Dari pengertian disamping, peneliti dapat memperoleh dari data yang ada pada lembaga pendidikan yang dituju yakni SD Muhammadiyah 10 Surabaya dengan mengajukan angket kepada siswa yang telah meraih prestasi melalui bakat yang dimilikinya.
c. Dokumen
Menurrut bahasa berasal dari kata document yang memiliki arti suatu yang tertulis atau tercetak dan segala benda yang mempunyai keterangan-keterangan dipilih untuk dikumpulkan, disusun, disediakan, atau untuk disebarkan. Disini, peneliti meminta data atau keterangan dari lembaga pendidikan untuk di uji kelayakan terkait sekolah berbakat.
d. Interview
Dalam hal ini, peneliti mengadakan interview atau wawancara secara langsung dengan responden yang dituju dengan tujuan percakapan tertentu. Dalam metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (tatap muka) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan mendapatkan data tujuan yang dapat menjelaskan masalah penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Sebelum semua data yang diperlukan terkumpul, kemudian langkah penulis berikutnya adalah menggunakan analisis data, yaitu memperoleh gambaran atau kesimpulan yang jelas tentang permasalahan dari obyek yang diteliti.Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan telah dilakukan guna membuktikan dan menguji kebenarannya. Data yang telah terkumpul disusun secara teratur dalam bentuk pengujian data, dan siap untuk dianalisis dalam arti ditafsirkan, dihubung-hubungkan, dibanding- bandingkan, dan sebagainya antara golongan data yang satu dengan data yang lainnya, sehingga mudah dibaca dan dipahami dengan menggunakan metode analisis teknik tertentu.
Dalam menganalisis data penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dimana peneliti ini adalah menggambarkan atau melukiskan secara nyata bagaimana setelah data-data terkumpul kemudian dianalisa, dicari jawaban yang sesuai dengan permasalahan di atas.
Penelitian diskriptif ialah penelitian non hipotesis sebagaimana pendapat Suharsini Arikunto yang mengemukakan bahwa penelitian deskriptif itu untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variable, gejala, atau keadaan.
Analisis deskriptif kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan, menguraikan, dan menginterpresentasikan arti data-data yang terkumpul dengan memberi perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang observasi, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Menurut muhammad nizar bahwa tujuan deskriptif ini ialah untuk membuat deskriptif, lukisansecara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Untuk menganalisa data yang bersifat kualitatif ini akan digunakan teknik reflektif thinking yaitu dengan mengkombinasikan cara berfikir dedukatif dan indukatif, dengan cara ini maka analisanya bersumber dari hasil interview yang ada hubungannya dengan pokok bahasan di atas yaitu mengkombinasi antara befikir dedukatif dan induktif untuk kemudian ditarik kesimpulan.